berbagi cerita membuka cakrawala

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Rabu, 23 September 2020

Resesi Adalah Ancaman Nyata Ekonomi Indonesia

Resesi adalah perputaran roda ekonomi yang melambat atau bahkan istirahat/berhenti. The National Bureau of Economic Research (NBER) memberikan definisi Resesi sebagai penurunan perekonomian secara signifikan dan merata yang berlangsung selama beberapa bulan atau lebih. Indikator terjadinya resesi menurut NBER adalah jika dunia usaha tidak lagi berkembang, ekonomi tidak tumbuh (0%) atau mengalami pelambatan negatif berturut-turut selama 2 kuartal, angka pengangguran meningkat, rendahnya daya beli masyarakat dan turunnya harga properti.


Dikutip dari berbagai pemberitaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa pada kuartal ke III-2020 perekonomian Indonesia akan mengalami resesi. Pernyataan itu didasari pada trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih mengalami pelambatan yang negatif di kuartal III-2020.


Menurut Eko Listiyanto selaku Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan bahwa Indonesia masih belum mengalami depresi ekonomi karena depresi ekonomi terjadi jika perekonomian pada suatu negara mengalami pelambatan yang negatif selama lebih dari 18 bulan hingga 36 bulan. Depresi ekonomi disini merupan situasi ekonomi yang kondisinya lebih buruk dibanding resesi.


Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy juga menyatakan bahwa Indonesia masih belum mengalami depresi ekonomi karena trend negatif yang dialami Indonesia masih dalam hitungan kuartal, sedangkan pemaknaan depresi ekonomi menurutnya adalah jika pertumbuhan ekonomi mengalami pelambatan yang negatif dalam hitungan tahun. 


Yusuf memprediksi ekonomi Indonesia masih akan mengalami pelambatan di kisaran negatif 1,5% hingga negatif 3% pada kuartal IV nanti. Dengan trend negatif tersebut, Yusuf berpesan kepada masyarakat agar tidak panik karena kepanikan justru akan memperburuk siatuasi. 


Selain ini masyarakat diminta untuk tidak terlalu konsumtif dan mengurangi membeli barang yang tidak penting agar memiliki masyarakat memiliki dana/tabungan darurat. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika kondisi ekonomi Indonesia mengalami resesi hingga akhir tahun.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Post Top Ad

Your Ad Spot