Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap

Diposting pada Juli 22, 2019

Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap
Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap - Alhamdulillah, setelah menunggu hampir beberapa bulan akhirnya buku pertama saya yang berjudul Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan bisa terbit. Perjuangan untuk menulis buku ini sangat luar biasa menurut saya, namun setelah bukunya terbit semua lelah itu pun sirna.

Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap
Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap
Baca juga : Sistem Informasi Kesehatan

Buku Sistem Informasi Kesehatan Terlengkap ini disajikan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, sehingga mudah dalam mengikuti setiap alur materi yang disajikan.

Buku ini dapat dibeli melalui :
website : https://penerbitbukudeepublish.com/shop/buku-konsep-dasar-2/
bukalapak : https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/buku/kedokteran/1loty7s-jual-buku-konsep-dasar-sistem-informasi-kesehatan
tokopedia : https://www.tokopedia.com/gudangbukukuliah/buku-konsep-dasar-sistem-informasi-kesehatan
shopee : https://shopee.co.id/Buku-Konsep-Dasar-Sistem-Informasi-Kesehatan-i.15385962.2133199473


Aplikasi Wajah Tua Face FaceApp Yang Viral Berbahaya ?

Diposting pada Juli 19, 2019

Aplikasi Wajah Tua Face FaceApp Yang Viral Berbahaya ?
Aplikasi Wajah Tua Face FaceApp Yang Viral Berbahaya -- Kamis kemaren mendadak semua teman saya menjadi tua. secara seketika semua foto mereka menampilkan wajah tua. Tidak ketinggalan juga, tetiba istri saya juga mengirimkan foto kami berdua dengan wajah yang penuh keriput. Kemudian dia juga mengirimi saya foto seorang pria yang berwajah kriput, yang dibuat dari foto saya. Rada geli sebenarnya, tapi lucu juga.

Aplikasi Wajah Tua Face FaceApp Yang Viral Berbahaya
Efek Aplikasi Wajah Tua dari Face FaceApp

Fenomena yang membuat semua orang mengedit fotonya menjadi tua itu ternyata karena adanya #AgeChallange. Hingga semua orang tertantang menggubah fotonya menjadi wajah tua. Aplikasi yang digunakan untuk mengubah wajah menjadi tua adalah faceapp


Aplikasi Wajah Tua Face FaceApp Yang Viral


Kecerdasan Buatan di balik FaceApp


Kemampuan FaceApp untuk merubah wajah di foto menjadi terlihat tua ternyata karena penggunaan teknologi kecerdasan buatan. FaceApp dibuat dengan kemampuan untuk menganalisa jaringan syaraf yang ada di foto. Tidak hanya itu, bahkan pengembang aplikasi  ini juga menggunakan algoritma yang dapat membaca perubahan usia serta perubahan wajah dalam bentuk maskulin maupun feminim.  Dengan kecerdasan buatan inilah yang membuat wajah tua hasil manipulasi mengguna aplikasi FaceApp terlihat sangat natural.

FaceApp Berbahaya ?


FaceApp sendiri merupakan aplikasi besutan Wireless Lab yang berkantor di Skolkovo, Rusia. Kota ini sendiri merupakan pusat industri teknologi (Silicon Valley) di Rusia. Sehingga menimbulkan rumor bahwa FaceApp sengaja dibuat untuk mengumpulkan data yang akan digunakan oleh pemerintah Rusia.

Rumor ini juga diperkuat oleh kebijakan dari pengembang yang memungkinkan mereka untuk bisa mengakses foto dalam memori kita dan menyimpan foto kita di server mereka secara permanen. Meskipun rumor ini sendiri sudah dibantah oleh Tim Pengembangnya, yang menyatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan Pemerintah Rusia dan file foto yang disimpan juga akan otomatis terhapus setelah 24 jam.

Namun aplikasi FaceApp tetap perlu diwaspadai, karena FaceApp tetap dapat mengakses informasi pribadi kita seperti informasi lokasi, penggunaan data dan riwayat pencarian yang ada di hp kita. Informasi terbaru menyatakan bahwa FaceApphanya memberikan konfirmasi persetujuan ke pengguna bahwa foto yang akan diedit akan disimpan di server cloud milik FaceApp. Jika pengguna tidak setuju maka proses pengeditan tidak dapat dilanjutkan, namun jika setuju baru bisa melakukan pengeditan wajah.

Mungkin bagi sebagian orang merasa tidak masalah jika informasi tersebut diatas dapat diakses oleh pengembang FaceApp, namun perlu anda sadari bahwa dengan akses penuh yang mereka miliki terhadap data kita juga tidak memberikan jaminan bahwa data-data kita tersebut akan disalah gunakan.

Jadi, Apakah aplikasi wajah tua face faceapp yang viral berbahaya ? Menurut saya iya, Bagaimana menurut kalian ? Silahkan tulis di kolom komentar ya :)


7 Prinsip Pengujian Perangkat Lunak

Diposting pada Juli 11, 2019

7 Prinsip Pengujian Perangkat Lunak
Sebuah perangkat lunak yang berkualitas membutuhkan proses pengujian sebelum digunakan. Pengujian perangkat lunak diperlukan untuk menemukan cacat/kesalahan yang ada dalam program, baik itu kesalahan penulisan kode program maupun kesalahan tampilan program. Agar perangkat lunak tersebut terhindar ataupun bebas dari kesalahan/cacat dan dapat bekerja dengan baik sesuai yang diharapkan, maka diperlukan adanya pengujian perangkat lunak/testing

Prinsip Pengujian Perangkat Lunak (ilustrasi)

Pengujian perangkat lunak harus dilakukan secara opetimal, teliti dan harus sesuai dengan tujuan pengembangan perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melakukan pengujian perangkat lunak perlu kiranya memegang teguh prinsip pengujian dasar sebagai berikut :

Berikut adalah 7 (tujuh) prinsip pengujian perangkat lunak yang umum digunakan secara luas di industri


1. Pengujian menunjukkan adanya cacat


Dalam melakukan pengujian perangkat lunak proses yang dilakukan sebenarnya adalah mencari cacat/kesalahan pada perangkat lunak yang dikembangkan. Seorang tester harus membuat perangkat lunak menjadi gagal. Hal itu diperlukan agar proses pengujian perangkat lunak bisa menemukan kegagalan program sebanyaknya, sehingga bisa segera diperbaiki dan perangkat lunak yang dihasilkan berkualitas. Meskipun dalam beberapa proses pengujian sangat mustahil untuk memastikan bahwa sebuah perangkat lunak 100% bebas dari cacat/bug. Namun, dengan adanya pengujian perangkat lunak sebelum perangkat lunak tersebut dirilis ke publik dapat mengurangi bug/cacat dari perangkat lunak meskipun tidak 100%.

2. Mustahil Melakukan Pengujian Secara Menyeluruh


Melakukan pengujian perangkat lunak secara menyeluruh itu sangat tidak mungkin, karena membutuhkan waktu yang panjang sehingga akan berdampak pada waktu rilis program dan biaya dan tenaga yang diperlukan dalam proses pengembangan perangkat lunak tersebut. Oleh karena itu, dalam pengujian perangakat lunak yang harus diutamakan adalah mempertimbangkan risiko dan prioritas perangkat lunak yang dikembangkan.

Langkah yang diperlukan adalah melakukan pengujian pada fungsional utama dari perangkat lunak tersebut. Khususnya pada fungsional yang membutuhkan masukan user dan keluaran informasi ke user. Pengujian dilakukan untuk melihat respon aplikasi jika menerima inputan benar maupun inputan salah, hasilnya harus sesuai dengan yang diperlukan.


3. Pengujian Dilakukan Lebih Awal


Melakukan pengujian di awal proses pengembangan perangkat lunak sangat disarankan, karena akan menekan biaya perbaikan. Selain itu juga akan meningkatkan kinerja perangkat lunak itu sendiri. Sehingga proses pengujian perangkat lunak dari awal sejak tahapan analisis akan membuat pengembangan dan pengujian perangkat lunak akan semakin efektif dan efisien.

4. Mengelompokkan Cacat


Dalam melakukan pengelompokan cacat/kerusana perangkat lunak dapat menggunakan prinsip Pareto dengan aturan 80-20, dimana 80% masalah yang ditemukan bersumber dari 20% modul yang ada pada perangkat lunak, kemudian 20% masalah yang tersisa merupakan masalah dari 80% modul perangkat lunak. Sehingga dalam melakukan pengujian perangkat lunak yang paling utama adalah menekan 20% modul, karena dalam 20% modul yang akan dihadapi adalah 80% masalah dari perangkat lunak.

Artinya dalam pengelompokan cacat sebuah perangkat lunak pada proses pengujian lebih diutamakan melakukan pengujian pada modul atau fungsional program yang kecil, karena berdasarkan prinsip pareto diatas dalam modul yang kecil akan ada masalah yang besar/banyak.


5. Paradoks Pestisida


Analogi yang tepat untuk menjelaskan tentang Paradok Pestisida adalah sebagaimana penamaannya.
Jika anda selalu menggunakan pestisida yang sama dalam mengusir hama di kebun/sawah, maka hama tersebut lama kelamaan akan menjadi kebal karena sudah bisa menyesuaikan.

Dalam bukunya yang berjudul Software Testing Techniques (1990) Boris Beizer memperkenalkan istilah Pesticide Paradox dimana proses pengujian yang dilakukan secara berulang pada akhirnya tidak akan menemukan cacat dari program. Karena mungkin pengembang (Developer) perangkat lunak sudah mengetahui/belajar dari proses kesalahan sebelumnya. Sehingga seorang tester harus selalu memperbaharui teknik pengujian agar bisa menemukan bug yang lebih banyak ketika melakukan pengujian perangkat lunak. Hal itu diperlukan agar terhindar dari paradok pestisida.


6. Pengujian Bergantung Pada konteks


Proses pengujian perangkat lunak harus sesuai dengan konteks perangkat lunaknya. Dalam melakukan pengujian terhadap perangkat lunak perbankan tentu tidak bisa menggunakan cara pengujian untuk perangkat lunak penjualan. Sehingga proses pengujian perangkat lunak harus benar-benar sesuai dengan konteks dari perangkat lunak itu sendiri. Setiap perangkat lunak memiliki cara pengujiannya masing-masing tidak bisa dipukul rata sama semua.

7. Tidak Ada Bug Merupakan Kesalahan


Pengujian perangkat lunak diperlukan untuk menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Salah satu indikator perangkat lunak berkualitas adalah dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, jika dalam pengujian tidak ditemukan adanya bud/cacat maka itu perlu dicurigai apakai perangkat lunak tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan bisnis pengguna. Atau jangan-jangan tidak adalah bug karena memang tidak sesuai dengan kebutuhan. Makanya pengujian yang menyatakan tidak ada bug dari perangkat lunak perlu ditinjau ulang untuk memastikan proses pengujian yang dilakukan sudah benar dan perangkat lunak yang dikembangkan memang sudah sesuai dengan kebutuhan bisnis pengguna agar perangkat lunak yang dirilis bisa digunakan sebagaimana yang diharapkan.


Kesimpulan

Pengujian perangkat lunak merupakan tahapan penting dalam proses pengembangan perangkat lunak (SDLC), karena pada tahapan ini perangkat lunak diverifikasi sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan pengguna.

Oleh karena itu memahami prinsip dasar pengujian sebagaimana dijelaskan diatas menjadi penting agar seorang teste bisa menghasilkan/menemukan cacat perangkat lunak sebanyak-banyaknya.

Prinsip pengujian perangkat lunak merupakan aturan yang perlu diikuti dan dilaksanakan oleh seorang tester agar proyek pengembangan perangkat lunak. Jika salah satu atau sebagian dari prinsip tersebut diabaikan dampaknya adalah pembengkakan biaya dalam proyek pengembangan perangkat lunak tersebut.